Minggu, 05 Januari 2014

Teori Penelitian kuantitatif

Diposting oleh Unknown di 11.44

A.    Pengertian Teori
Dalam peneitian, Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generelisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. (Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, 2010:52). Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2010:52).
Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. (Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2010:52).
Menurut Saifuddin Azwar (2007:39) menyatakan bahwa teori adalah serangkaian pernyataan yang saling berhubungan yang menjelaskan mengenai sekelompok kejadian. Semakin banyak kejadian yang dapat dijelaskan oleh semakin sedikit pernyataan, berarti teorinya semakin baik.
Sitirahayu Haditono, 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Mark 1963 membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
1.    Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2.    Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3.    Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut.
1.    Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu hubungan antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
2.    Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif).
3.    Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di sini biasanya tedapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.
Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh malalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proporsisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala (Sugiyono,  2010).
Konsep merupakan pendapat ringkas yang dibentuk melalui proses penyimpulan umum dari suatu peristiwa berdasarkan hasil obervasi yang relevan. Definisi merupakan suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasaya lebih kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal. Sedangkan proposisi merupakan pernyataan yang membenarkan atau menolak suatu perkara.

B.    TINGKATAN DAN FOKUS TEORI
Numan (dalam Sugiyono, 2008) mengatakan bahwa tingkatan teori dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: micro, meso, dan macro.

1.    Level teori micro maksudnya: memerlukan hanya sedikit waktu, tempat, dan sejumlah orang. Konsep, biasanya tidak terlalu abstrak.
2.    Level teori meso maksudnya: mencoba menarik benang merah antara micro dan macro. Contoh: teori organisasi dan gerakan sosial, atau komunitas tertentu.
3.    Level teori macro: berkenaan dengan hal-hal yang  operasional seperti lembaga sosial, sistem budaya secara keseluruhan, dan keseluruhan masyarakat. Level ini banyak menggunakan konsep dan abstract.

Selanjutnya, Numan mengatakan bahwa fokus teori dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: teori substantif, teori formal, dan teori pertengahan (antara):

1.    Teori substantif adalah pengembangan dari hal-hal yang khusus, seperti: aksi pemogokan kerja, kelompok anak nakal, perceraian, atau pertentangan antar golongan.
2.    Teori formal adalah konsep yang global di dalam ilmu umum, seperti penyimpangan – penyimpangan dalam bidang sosial dan kekuasaan.
3.    Teori pertengahan (antara) adalah sedikit lebih abstrak. Bentuknya dapat formal. Biasanya digunakan didalam ilmu sosiologi.

Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek yang diteliti.

C. Kegunaan Teori Dalam Penelitian
Singarimbun dan effendi (1987:37), teori berfungsi menjelaskan seecara sistematis suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Selain itu, teori juga menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungan tersebut.
Menurut Snelbecker dalam Moleong (2002:58) fungsi teori adalah meramalkan dan menjelaskan perilaku, menemukan teori lainnya, untuk aplikasi praktis, memberikan perspektif bagi usaha jaringan data, membimbing dan menyajikan gaya penelitian.
Cooper and Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah:
1.    Theory narrows the range of fact we need to study
2.    Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning
3.    Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way
4.    Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformities that lie beyond immediate observation
5.    Theory can be used to predict further fact that should be found

Terjemah :
1.    Teori mempersempit berbagai fakta kita perlu mempelajari
2.    Teori menyarankan pendekatan penelitian yang mungkin untuk menghasilkan makna terbesar
3.    Teori menyarankan sistem untuk penelitian untuk memaksakan pada data untuk mengklasifikasikan mereka dengan cara yang paling bermakna
4.    Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan keseragaman yang berada di luar pengamatan langsung
5.    Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus ditemukan

Wiliam Wiersma (1986) menyatakan bahwa “basically, theory helps provide a frame work by serving as the point of departure for pursuit of a research problem. The theory identifies the crucial factors. It provides a guide for systematizing and interrelating the various facets of research. How ever, besides providing the systematic view of the factors under study, the theory also may very well identify gaps, weak points, and inconsistencies that indicate the need for additional research. Also, the development of theory may light the way for continued research on the phenomena under study. Another function of theory is povide one or more generalization that can be test and used in practical applications and further research.”

Pada dasarnya, teori membantu menyediakan kerangka kerja dengan melayani sebagai titik tolak untuk mengejar masalah penelitian. Teori ini mengidentifikasi faktor-faktor penting. Ini menyediakan panduan untuk sistematisasi dan interrelating berbagai aspek penelitian. Bagaimana pernah, selain memberikan pandangan sistematis dari faktor-faktor yang diteliti, teori ini juga mungkin sangat baik mengidentifikasi kesenjangan, titik lemah, dan inkonsistensi yang menunjukkan perlunya penelitian tambahan. Juga, pengembangan teori dapat menerangi jalan bagi penelitian lanjutan tentang fenomena yang diteliti. Fungsi lain dari teori adalah povide satu atau lebih generalisasi yang dapat menguji dan digunakan dalam aplikasi praktis dan penelitian lebih lanjut

Gawin dalam Nana Syaodih Sumadinata (2005) menyatakan bahwa fungsi teori sebagai berikut...the theory help researcher to analyze data to make shorthand summarization or synopsis of data and realations, and to suggest new things to try out. (peneliti bantuan teori untuk menganalisis data untuk membuat singkatan summarization atau sinopsis data dan realations, dan menyarankan hal-hal baru untuk mencoba) Selanjutnya dinyatakan bahwa, ciri-ciri teori yang baik menurut Mouly adalah:
1.    A theoritical system must permit deduction which be tested emperically
2.    A theory mus be compatible both with observation and with previouslyvalidated theory
3.    Theories must be stated in simple terms, that theory is best which explains the most in the simplest from
4.    Scientific theories must be based on empirical facts and relationship

Terjemah :
1.    Sebuah sistem teoritis pasti mengizinkan pemotongan yang diuji secara empiris
2.    Sebuah teori mus kompatibel baik dengan observasi dan dengan teori previouslyvalidated
3.    Teori harus dinyatakan dalam istilah yang sederhana, teori yang paling baik yang menjelaskan paling sederhana dari
4.    Teori-teori ilmiah harus didasarkan pada fakta-fakta empiris dan hubungan

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.

Pohon teori-teori sangat luas dan dapat disusun ke dalam pohon teori pendidikan seperti ditunjukan pada gambar 3.1. berdasarkan gambar 3.1 tersebut terlihat bahwa, teori-teori pendidikan dapat tersusun dalam bentuk pohon ilmu pendidikan. Akar dari ilmu pendidikan dikembangkan dari: ilmu-ilmu tingkah laku, biologi, fisiologi, psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi. Selain itu juga dikembangkan dari pengalaman empiris praktik pendidikan sekolah dan luar sekolah. Cita-cita hidup, agama, hukum, konstitusi, sejarah dan adat istiadat juga digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pendidikan.

Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus pendidikan. Teori umum pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat-filsafat pendidikan dan Ausland pedagogik (studi pendidikan luar negri). Filsafat-filsafat pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat ilmu pendidikan dan filsafat praktek pendidikan. Filsafat praktek pendidikan dapat dibagi menjadi: filsafat sosial pendidikan, filafat proses pendidikan klasik dan filsafat pendidikan modern.

GAMBAR 3.1 Pohon Teori Pendidikan

Filsafat pendidikan klasik dapat dibagi menjadi: filsafat pendidikan idealisme Klasik Plato (1), filsafat Pendidikan Klasik Aristoteles (2), Filsafat Pendidikan Scholasisme (3), filsafat pendidikan modern dapat dibagi menjadi: Filsafat Pendidikan Modern Awal (naturalistik romantik, empirise, rasionalisme (4), dan Filsafat Pendidikan Pasca Moern (pragunatisme, Neo-positivisme, Neo-realisme, Neo Tomisme, Ekksistensialisme (5), Auslandpedagogik (studi pendidikan luar negri) dapat dibagi menjadi Auslandpedagogik Asia dan Afrika (6), Auslandpedagogik Amerika dan Australia (7) Auslandpedagogik Eropa Barat dan Timur (8).

Teori-teori khusus pendidikandapat dibagi menjadi teknologi pendidikan dan ilmu pendidikan. Teknologi pendidikan dapat dibagi menjadi: manajemen pendidikan, pengembangan kuikulum, model-model belajar mengajar dan evaluasi pendidikan. Manajemen dapat dibagi menjadi: perencanaan pendidikan (9), pengorganisasian pendidikan (10), kepemimpinan pendidikan (11), dan pengawasan pendidikan (12), model-model belajar mengajar dapat dibagi menjadi: model interaksi sosial (13),pemrosesan informasi (14), mengajar pengembangan pribadi (15), mengajar perubahan tingkh laku (16).

Pendidikan dapat dibagi menjadi ilmu pendidkan makro dan mikro. Ilmu pendidikan makro dapat dibagi menjadi : ilmu pendidikan administrasi, ilmu pendidikan komparatif, ilmu pendidikan historis dan ilmu pendidikan kependudukan. Ilme pendidikan mikro dapat dibagi menjadi ilmu mendidik khusus, ilmu mendidik umum. Ilmu mendidik khusus dapat dibagi menjadi ilmu persekolahan,ilmu pendidikan luar sekolah, ilmu pendidikan  luar biasa. Ilmu persekolahan dapat dibagi menjadi: ilmu administrasi sekolah (17), ilmu administrasi kelas (18), ilmu administrasi kegiatan kependidikan (19), ilmupendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi: pedagogik keluarga (20), pedagogik tk (21), dan ilmu pendidikan masyarakat/andragog (22), ilmu pendidikan luar biasa (orthopedagogik) dapat dibagi menjadi orthopedagogik fisik (23), dan orthopedagogik mental (24), ilmu mendidik umum dapat dibagi menjadi: pedagogik teoritis (25), ilmu pendidikan psikologis (26), ilmu pendidikan sosiologi (27), ilmu pendidikan antropologi (28) dan ilmu pendidikan ekonimik (29).

Redja Mudyaharjo, (2000) mengemukakan bahwa sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep yang terpadu, menerangkan dan prediktif tentang peritiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asusmsi atau titik tolak pemikiran pendidikan dan ada yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah :

1.    Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual individu yang belajar dan lingkungan belajarnya
2.    Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikn tertuju pada mencapai hal-hal yang baik atau norma-norma yang baik
3.    Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual individu yang belajar,tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.

Dalam kaitanya dengan penelitian, maka fungsi teori yang pertamadigunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang kan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasrnya hipotesis itu merupakan pernytaan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga (kontrol) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutny digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.
Dalam proses penelitian seperti yang ditunjukan pada gambar 1.1, terlihat bahwa untuk dpaat mengajukan hipotesis penelitian, maka peneliti harus membaca buku-buku dan hasil-hasil peneitian yang relevan, lengkap dan mutakhir. Membaca buku adalah prinsip brpikir deduksi dan membaca hasil penelitian adalah prinsip berfikir induksi.
Dalam landasn teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir, sehingga dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen.

D. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang dileliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan sat dependen, maka kelompok teori yang perludideskripsikan ada empat kelompok independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang ditelit, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.
Deskripsi teori yang paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, malelui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan peneliin dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan anatar variabel yang diteliti, menunjukan bahwa peneliti tdak menguasai teoi dan konteks penelitian.
Untuk menguasai teori, maupun generalisasi-generaliasi dari hasil penelitian, maka peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan membaca, dan menelaah yang dibaca itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-langkah berikutnya. Membaca merupakan ketrampilan yang harus dikembangkan dan dipupuk
(Sumadi Suryabrata, 1996).

Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan. sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi, kelengkapan dan kemuktakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru menggunakan sumber-sumber bacaan lama). Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti denga teori ynag dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemuktakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, maka akan semakin mutakhir.

Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti dapat dilihat dari: permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan kesimpulan. Misalnya peneliti yang terdahulu, melakukan penelitian tentang tingkat penjualan jenis kendaraan bermotor di Jawa Timur, dan peneliti berikutnya meneiti di Jawa Barat. Jadi hanya berbeda lokasi saja. Peneliti yang kedua ini dapat menggunakan referensi hasil penelitian yang pertama.

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut :
1.    Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2.    Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, eniklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3.    Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permaslahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4.    Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.    Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber datayang dibaca.
6.    Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tuisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

E.    Kerangka berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. (Uma Sekaran, bussiness research; 1992)
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan di teliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Apabila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka perlu dijelaskan pula, mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam penelitian. Selajutnya dirumuskan ke daam bentuk paradigma penelitian. Oleh sebab itu pada setiap penyusunan paradigma harus didasarkan pada kerangka berfikir.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyususn hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir.
Menurut suriasumatri (1996) bahwa seorang peniliti harus menguasai teori-teori ilmiah  sebagai dasar argumen dalam menyusun kerangka pemikiran  yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.
Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah didiskripsikan. Dari teori-teori yang telah didiskripsikan tersebut, kemudian dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, lalu digunakan untuk merumuskan hipotesis.

•    Langkah-langkah dalam penelitian:

1.    Menetapkan variabel yang diteliti
Titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan maka perlu ditetapkan dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti dan apakah nama variabel yang diteliti.

2.    Membaca buku dan hasil penelitian (HP)
Setelah ditentuka variabel yang akan diteliti maka langkah selanjutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan (buku teks, ensiklopedia, dan kamus/ laporan penelitian, journal ilmiah, skripsi, tesis dll)

3.    Deskripsi teori dan hasil penelitian (HP)
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.  Deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.

4.    Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan objek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.

5.    Analisis komparatif teori teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan car membandingkan antara teori satu dengan teori lain.


6.    Sintesa kesimpulan
Setelah melalui analisis kritis dan analisis komparatif selanjutnya penelit dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
7.    Kerangka berfikir
Kerangkaa berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.

8.    Hipotesis
Uma sekaran (1992) mengemukakan bahwa,kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:
1)    Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2)    Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
3)    Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pakah hubbungan antar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simentris, kausal atau interaktif (timbal balik).
4)    Kerangka berrfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam berbentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berfikir yyag dikemukakan dalam penelitian.


F.    Hipotesis

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Langkah ketiga dalam penelitian yakni perumusan hipotesis penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Sedangkan penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.  
Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat disebut hipotesis. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Sedangkan hipotesis statistik itu ada, jika penelitian bekerja pada ssampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.

Dalam hipotesis juga ada hipotesis kerja dan hipotesis nihil atau nol. Jika hipotesis kerja itu disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal sedangkan hipotesis nol atau nihil dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya.
1.    Bentuk-bentuk hipotesis
a.    Hipotesis deskriptif
Merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.
b.    Hipotesis komparatif
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c.    Hipotesis asosiatif
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yakni yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

2.    Paradigma penelitian, rumusan masalah dan hipotesis
a.    Judul penelitian
b.    Paradigma penelitian
c.    Rumusan masalah

3.    Karakteristik hipotesis yang baik
a.    Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
b.    Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
c.    Dapat diuji dengan data yag dikumpulkan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. 


Pertanyaan :

1.    Bagaimana kharakteristik teori yang baik, yang bisa digunakan sebagai acuan penelitian?
2.    Tolong jelaskan alur dari pohon teori pendidikan, supaya lebih mudah dipahami.



Daftar pustaka

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sevila, Consuelo G., dkk. 1993. Pengantar  Metode  Penelitian. Jakarta: UI–Press.
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

0 komentar:

Posting Komentar

blogging

blogging
 

Konselor Note Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Provided By Free Blogger Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos Onlinefreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates