Nama :
Rieny Kharisma Putri
NIM :
1301412096
Rombel :
01
Makul :
Psikologi Komunitas
Judul :
The Story Life of Beggar
Tempat : Patemon , Gunung pati ( Depan
Indomart)
Hari /Pukul :
Jum’at , 20-10-2013 / 16.00 WIB
Kemiskinan, Kotor,Dekil, Kumuh, serta
kelaparan yang sering mereka temukan.
Itulah yang
tampak dari sepasang pengemis , yang terdiri dari seorang Ibu dan seorang
Anak. Yang saya temukan saat saya dengan
teman saya sedang berbelanja kebutuhan bulanan didaerah Patemon, Gunung Pati
tepatnya di depat Indomart. Mereka Selalu runtin untuk melakukan aktivitas
mengamen mereka , walaupun terkadang berbeda-beda tempat. Terkadang merekapun
mengamen didaerah yang cukup jauh, seperti di daerah Pahlawan dan lainnya. Saat
ditanyai, si anak yang bernama nabila mengaku bersekolah di Taman-kanak-kanan ,
Nol besar. Namun ia berhenti bersekolah untuk mengikuti ibunya mengemis, dimana
menurut mereka lebih baik mengemis dan mendapatkan uangm dari pada bersekolah
menghabiskan uang, dan tidak bisa mencukupi biaya makan maupun keperluan
sehari-hari. Rutinitas itu, mereka lakukan mulai pukul 06.00 pagi hingga larut
malam. Terkadang merekapun tidak segan-segang untuk tidur dimanapun mereka
berada, baik di jalan, trotoar, eperan pertokoan dan lainnya.
Pengemis
adalah orang-orang yang kerjanya suka minta-minta kepada orang lain guna
memenuhi kebutuhannya. Mereka memiliki
kehidupan yang sulit. Dimana faktor pendidikan serta ekonomi memiliki peran terhadap
mereka, namun bukan saja kedua hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan dan
kebodohan terjadi, namun juga rasa malas. Mereka sudah terbiasa untuk mengemis
dijalanan, sehingga hal itu membiasakan mereka untuk mengemis saja,
dibandingkan untuk mencari nafkah dengan cara yang lebih baik. Hal ini sebabkankarena masih ada segelintir masyarakat yang masih
"memanjakan" mereka dengan memberikan uang. Hal inilah yang
mengakibatkan mereka malas.
Pendapatan seorang pengemis
kurang lebih Rp.100.000,- per hari. Dimana nilai tersebut merupakan nilai yang
cukup kecil, karena masih banyak pengemis yang lebih banyak pendapatannya
sehari.
Pola
pikir malas serta kurangnya pendidikan serta ekonomi yang rendahlah yang
mengakibatkan banyaknya pengemis di indonesia. Namun banyak faktor khusus yang
mengakibatkan mereka mengemis seperti Tidak
memiliki keahlian khusus untuk bekerja, Keadaan ekonomi yang semakin sulit,
Kebutuhan hidup yang semakin banyak, Sudah tidak mempunyai keluarga yang
mendampinginya, Rasa malas untuk bekerja, Benar-benar dijadikan profesi yang
tentunya lebih menjanjikan dll
Meskipun
menjadi mengemis adalah halal, tidak semua orang boleh menjadi pengemis. Orang
yang boleh menjadi pengemis adalah orang yang sangat miskin sehingga ia
terpaksa mengemis untuk bertahan hidup. Untuk menarik simpati banyak orang,
pengemis mempunyai cara-cara tersendiri. Ada yang membawa atau menggendong anak
kecil entah itu anaknya atau bukan bahkan banyak yang menyewa anak-anak
untuk meminta belas kasihan orang-orang, ada yang anggota tubuhnya luka-luka
yang sesungguhnya maupun luka-luka yang ternyata hanya buatan semata, ada pula
yg anggota tubuhnya cacat, ada juga yg ‘mengancam’ dg menyatakan lebih baik
mengemis daripada menjambret, dan masih banyak perilaku-perilaku lainnya. Inilah
permasalah sosial yang banyak terjadi di Indonesia.



0 komentar:
Posting Komentar